Sabtu, 06 Juni 2015

DJP Instansi Kita, DTU Penyatu Kita

Dari Sabang sampai Merauke
Dari Miangas sampai Pulau Rote
DJP instansi kita
DTU penyatu kita

Yes, itu adalah salah satu jingle yang saya nyanyikan bersama para siswi Kompi I di malam renungan api unggun.

Semangat Pagi! Pagi! Pagi! Pagi!
baiklah, kali ini saya pengen cerita soal DTU. apaan sih dari tadi ngomongnya DTU ... DTU.... DTU... mulu.. DTU itu Diklat Tanning Umum #eh Diklat Teknis Umum. nama diklat kali ini lebih lengkapnya DTU Orientasi untuk Pegawai Pajak Angkatan IV T.A 2014. kenapa ada yang bilang DTU sebagai Diklat Tanning Umum? Yak karenaaa hasil dari diklat ini adalah : hitam, gosong, legam, kerak, sisik. You can imagine by yourself, right?

bagi kalian yang akan DTU, jangan jadikan cerita-cerita ceria (sedih) kami sebagai momok, jalani aja sendiri bagaimana DTU, kusarankan jalani DTU dengan ceria, jangan diem-diem aja, banyakin temen, buat jomblo ini waktu yang tepat untuk memperbanyak koneksi, siapa tau jodohmu ada di DTU. dengan keceriaan, DTU yang 10 hari berasa 3 hari doang. serius.

Hari pertama DTU diwarnai suara suara lantang dan banyak yang buka mulut. ini dikarenakan kami makan pagi, lalu dihukum, tiarap, push up, guling-guling, dan merayap. nah kegiatan guling-guling ini lakukan pelan pelan saja, jangan terprovokasi oleh suara suara pelatih yang bilang "ayo cepat, siswi, kalian lambat-lambat aja yang di belakang, saya suruh ngulang lagi nanti dari bukit sana." semakin cepat kalian mencoba, semakin cepat kalian buka mulut, alias muntah. saya muntah di momen-momen terakhir. tadinya tahan gak muntah setelah guling-guling, tapi kok tiba-tiba ada yang memaksa keluar dari perut. dan tumpahlah semua di lapangan. tumbang sih engga, pingsan juga engga, ya muntah itu aja satu satunya momen terlemah saya. beberapa ada yang pingsan, ada juga yang kesurupan (namun hal itu dirahasiakan oleh pihak pihak berwenang). makanya kami sarankan kalian cari teman. kemanapun, dimanapun, jangan pernah sendirian, selalulah bersama teman. dan jangan melamun, mau mikirin pacar ntar aja lah, pikirin aja dulu siksaan di depan mata.

kami nggak mandi selama 3 hari, tahan aja sih, karena di sana dingin. sebagai informasi, kami diklat di Lido, jalan antara Sukabumi-Bogor. yah kalian bisa menelusuri di mesin pencari betapa indahnya pemandangan di Lido yang diapit oleh 2 gunung yaitu Gunung Salak dan Gunung Gede (kalo ga salah). Ah pokoknya ga nyesel dengan pemandangan yang ada. balik lagi ke masalah nggak mandi. yah nggak mandi di sana menurut saya nggak masalah, karena hawa nya dingin. udah gitu kami tidur di lapangan. tenang aja, hari ke tiga bisa mandi kok. setelah olah raga (push up, sit up, kayang, sikap lilin, lompat-lompat), kalian disuruh tiarap. ini awal ritual mandi bersama 805 orang di lapangan. setelah tiarap, kami diajak guling kanan guling kiri. lalu muka dibenamkan ke rerumputan, dan tadaaah... selesai lah ritual mandi kami.
Setelah mandi dengan belaian rumput dan setetes embun pagi, datanglah kotak katering membawa sarapan pagi yang menggugah selera. Begitulah hari kami dimulai. Setelah makan, santai dulu. Ikut pengarahan, lupa juga sih upacara dulu atau makan dulu. Kayaknya makan dulu, pelatih masih punya hati nurani kok.
Apa lagi ya??
Hmmmm... Lanjuuuut... Guling guling, rayap rayap, lari lari naik turun bukit, ah pokoknya aktivitasnya di sana kayak pelajaran olah raga deh. Menyenangkan, tapi cukup menyiksa. Untuk yang fisiknya menye-menye, ngga pernah olah raga, atau lemes, ataupun bermental lemah, ah jangan harap punya kesan membahagiakan.

Sebenernya kegiatannya ngga cuma siksa siksaan sih, kegiatan di bawah tenda ada kok, kayak makan bersama, pengarahan dari tim koppasus, tim KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), dari panitia, dan tentunya dari Kapusdiklat serta Setban.

kalau sudah menuju hari kelima dan seterusnya, penyiksaan, eh pelatihan semakin turun kok intensitas dan kekuatannya. Gue sih betah kegiatan outdoor begini, jadi jangan bandingkan tulisan saya dengan tulisan orang orang yang ga betah di sana. Bahkan ada temen sekompi gue yang bikin garis garis (lupa namanya apa, biasanya di pelajaran statistik macem bar gitu) untuk menghitung berapa hari yang sudah dilewatinya. Yaelah kalo ga diitung ntar juga ga berasa 10 hari sudah terlewati.

Di lapangan juga dibuatkan bilik untuk buang air kecil, eitss ini khusus buat para ladies lho ya, kalian para lelaki silakan pergi ke semak belukar untuk bongkar-bongkar alias buang sampah yang di dalem perut, hihihi. Lucu juga kok bisa para pelatih menyarankan hal seperti itu, yaa kami para wanita cuma bisa tatawa galak (tertawa terbahak bahak). Jadi sebelum ada bilik bilik itu, kami buang air di mobil khusus untuk buang hajat, ada 3 bilik, eh ngga tau juga sih ada berapa, soalnya kadang cowo cowo masuk bilik yang di samping belakang, sepertinya itu khusus cowo sih. Bagaimana bisa 3 bilik kecil itu menampung 800 orang?? Sekali istirahat itu bisa 30 orang berlari menuju bilik itu, bertaruh dengan waktu, takut sama pelatih atau takut pipis di celana. Gue sih orangnya cuek, jadi pelatih juga males, paling kalo telat ya jalan jongkok atau merayap dari toilet ke lapangan. Jauh lho lapangan dan mobil toiletnya, dont you ever dare challenge them if you cant. Cape teteup!! Hehehe. Nah penasaran gimana toiletnya? Nanti deh gue posting gambarnya, maklum lewat hp susah. Jadi untuk masuk ke bilik itu, ngantri adalah hal pertama yang harus dilakukan. Kedua, kalo udah gilirannya, silakan naik tangga yang licin naujubile kayak tangga darurat. Ketiga, cepatlah pipis karena orang yang ngantri pasti udah gedar gedor! Jangan terlalu menikmati udara di dalam toilet lah, kasian kan yang udah diujung tanduk.


Suasana dan udara di Lido emang superb! Sejuk deh, duduk di rerumputannya coba, begitu bediri, pantat kalian basah kayak abis ngompol. Kalo malem sih ga begitu keliatan. That's why, gue pernah sekali duduk di atas sepatu temen. Kakinya ngga kalah lebar ama gue. Eh taunya setelah kegiatan itu dia ngubungin dan bilang, "eh aku kangen kakiku didudukin sama kamu, sama cerewetnya kamu di bis" ehehehe ternyata jadi unforgetable moment ya. Aku juga kangen duduk di bawah rintik hujan menunggu kepastian yang tidak pasti sama kamu. Ehehehe :D apasih!! Kok jadi mellow.

As i said before, ada orang-orang dari KPK datang memberi pengarahan dan membeberkan fakta bahwa belum ada yang pernah lolos dari KPK, sampai suatu hari seorang BG mengajukan pra peradilan dan lolos dari kejaran KPK, sampai saat ini skor KPK 3-0 melawan para terduga yang pra peradilan. Kasihan. Back to the topic, mereka memberikan pelatihan tentang apa yang disebut korupsi dan gratifikasi. Hmmm you should know better than me :D

dan yang paling mengejutkan ternyata ada malam api unggun. I love it. Cowo cowo ngumpulin kayu bakar di siang dan sore hari. Para wanita bekerja menumbuk padi beriringan membentuk sebuah harmoni, eh, salah fokus. Cewe cewenya santai aja, nothing to worry about.

setelah itu, dimulailah malam api unggun yang serius, dimulai dengan upacara, lalu penciuman bendera merah putih sambil bersumpah mengabdi kepada negara diiringi alunan puisi yang dibacakan 3 rekan kami. Setelah semua mendapat giliran, upacara ditutup. Daaaaan dimulailah acara anak muda :D acara yang sudah dipersiapkan oleh 800 orang. Setiap kompi akan menampilkan surprise, penampilan yang mengejutkan, koreo yang luar biasa, dan tiada dua (ah lebay). Dipandu oleh dua MC kondang, terkenal di seluruh angkatan karena gayanya yang nyentrik dan beda dari cowo cowo lainnya, genit dan centil nya luar biasa, goyangannya aduhai sampai para wanita tak tahan (pengen ke toilet), gamau sebut nama lah ya, satu angkatan juga paham kok. Ada satu momen dimana para peserta diklat dari Indonesia bagian Timur menyanyikan lagu ceria yang berjudul Gemu Fa Mi Re, dan berputar mengitari api unggun. Kami pun tertantang untuk ikut menari bersama. Saya bersama teman2 barisan depan diskusi, "ayok ikutan nari yok" dan yang lainnya mengiyakan. Lucu sih tariannya goyang kiri kanan sambil putar putar. Hangatnya api unggun juga terasa sampai tak mau kami mengakhirinya. Tapi malam telah larut, jam 10 malam kami dibubarkan, oh iya malam itu juga gadget kami dikembalikan. Malam itu, buat yang punya pacar, bahagia sama pacarnya, yang nikah sama teman satu angkatannya bikin ngiri teman teman yang single, bagus! Yang mau nembak, itu malam yang indah untuk jadian. Buat aku dan temanku, itu jadi malam di mana kami hanya bisa bertemu mata dari jauh. Iya soalnya dia di barisan tengah, ngga mau ke depan, akunya juga ngga mau nelusup ke belakang soalnya ngga mau kehilangan momen bersama api unggun dan yang lainnya. At least gue menebusnya dengan duduk seharian bersama dia di bawah tenda sebelum pulang, di bis (di perjalanan pulang kami banyak berdiskusi mulai dari kerjaan sampai hal pribadi), dan di depan pusdiklat pajak ditemani rintik hujan.

Hey kamu yang duduk di lantai 9, kapan lagi kita bisa ketemu ya? Makasih udah jagain selama di Jakarta dan makasih juga udah melototin aku di Lido, kalo ngga dipelototin gitu ngga mungkin kita saling kenal :D makasih juga udah jagain selama di Lido, susah jadi artis, semua mata tertuju padaku hihihi (dilemparin arang api unggun).


Update : kemudian di pertengahan 2016 kami memutuskan untuk lebih dekat lagi

Begitulah cerita singkatnya. Kalo mau cerita panjangnya, meetup aja yuk. Kapan dan dimana terserah, yang penting kongkownya dibayarin ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar